Minggu, 06 Juli 2008

SELUK BELUK BAN II

I. KEMBANGAN / PATTERN BAN

Perhatikan baik-baik ban motor sekarang. Masing-masing tampil dengan pola kembangan alias pattern beragam. Umumnya desain kembangan bergaya semi balap. Jelas itu bukan sekadar pemanis, pola kembangan memiliki beberapa fungsi. Pertama, Aqua Planning Phenomenon (APP) alias fenomena ban mengapung. Sehingga, kembangan berguna untuk jalur membelah air. Kedua, melepas panas.Terakhir, sebagai fashion. Nah, APP itu dipengaruhi oleh pola kembangan.

Setiap pabrikan ban mendesain kembangan yang berbeda, sesuai kebutuhan kendaraan. Misalnya, untuk jalan basah, kering, bergelombang dan kecepatan tinggi.

Penentuan jenis pattern pada kendaraan, didasari riset masing-masing

pabrikan. Hal yang mendasari antara lain bobot, desain dan power, juga karakter kendaraan.

Beberapa produsen berbeda di soal penamaan pola kembangan.

Pabrikan Ban Federal membagi dua. Pertama, jenis konvensional atau campuran alias ngeblok. Kedua, jenis sporty yang ulir kembangnya lebih halus menyerupai ban balap road race.

Karet bundar standar lebih bernuansa campuran. Pola ini untuk segala medan. Bisa kering, licin, bergelombang, dan kecepatan tinggi.

Sedang Pabrikan Ban IRC membagi dengan slick (kering) dan wet (basah). Pola kering ditandai dengan kembangan garis lurus tidak terlalu banyak. Sedangkan basah dengan pola kembangan lebih rapat.

Gimana jika ingin ganti ban baru?

Idealnya ikuti pattern orsinal pabrik. Tapi kalau mau beda, perhatikan jalan yang dilaluinya. Lebih dominan becek, pilih kembangan campuran. Seandainya jalan yang dilewati mulus, lebih enak pakai pattern sporty.

II. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT GANTI BAN

1. Jangan gengsi membawa ban ketukang tambal ban langganan meski jauh lokasinya. Karena jika kita asal pilih tukang tambal ban terdekat yang kita belum kenal, biasanya tukang tambal ban tidak hati-hati mengerjakannya. Akibatnya, bisa lecet bibir pelek kena alat congkelnya. Pilih tukang tambal ban yang mempunyai alat pelindung bibir pelek.

2. Air sabun dapat digunakan sebagai alat bantu memasukkan ban ke pelek dan membantu gerakan mengembangnya ban pada saat diisi angin, sehingga ban mendekap rata dan sempurna pada bibir pelek.

3. Tekanan Angin. Isi angin sesuai anjuran pabrikan. Untuk Satria F 150 tertera pada swing arm sebelah kiri, dekat rantai. Yaitu sekitar 32 psi untuk ban depan dan 36 psi untuk ban belakang. Pada saat musim hujan, tekanan ini dapat diturunkan sekitar 5 psi tujuannya agar cengkeraman ban ke aspal lebih maksimal. Tetapi apabila ban agak kempis terus dipakai di jalanan kering, konsekuensinya bensin agak boros. Apalagi kalau dipakai berboncengan efeknya cukup terasa. Paling enak sih tekanan normal saja. tekanan ban depan 28 - 30 psi lalu belakangnya 32-34 psi.

4. Saat musim hujan disarankan memilih ban dengan kompon lembut. Karena karet yang soft memiliki daya cengkeram lebih maksimal. So, pas banget buat melibas jalanan basah. Tetapi konsekuensinya usia pakai tipe soft compound lebih pendek alias cepat habis. Kebalikan bila pilih kompon keras. Usia pakainya lama namun saat hujan terasa licin. Ingat! Keras di sini maksudnya bukan karena usia pakai lo.

5. Jangan langsung tancap gas setelah kelar mengganti ban. Tekan beberapa kali rem agar tekanan minyak rem kembali normal. Karena biasanya ketika pasang kembali piringan ke kaliper, pelat kampas rem kena cungkil obeng untuk memudahkan pemasangan kembali piringan di kaliper. Ini berakibat tekanan minyak rem melemah saat kampas kena congkel.

Ukuran Ban:

Setiap ban memiliki ukuran sendiri-sendiri. Untuk ukuran diameter ban (sering disebut ring) dapat dilihat dari kode R13 (untuk diameter 13 inci), R14 (14 inci), R16 (16 inci) dan seterusnya. Sedang telapak ban dapat dilihat dari angka-angka 225/50 yang berarti lebar telapak ban adalah 225 mm.

Kecepatan maksimal:

Masing-masing ban juga memiliki toleransi atau batas kecepatan penggunaan yang dianjurkan. Ketentuan ini dapat dibaca pada kode :

Q (untuk kecepatan maksimal 160 km/jam)

S (180 km/jam)

T (190 km/jam)

U (200 km.jam)

H (210 km/jam)

V (240 km/jam)

W (270 km/jam)

Y (300 km/jam)

Z (di atas 240 km/jam).

Daya cengkeram:

Daya cengkeram sebuah ban terhadap permukaan jalan juga dapat diketahui. Yaitu dari kode huruf A, B dan C. Kode huruf A dapat diartikan memiliki daya cengkeram yang paling tinggi. Berikutnya baru B dan C.

Daya tahan:

Pada tiap ban terdapat suatu angka perbandingan yang menunjukkan ketahanan sebuah ban. Angka itu diperoleh berdasarkan hasil uji coba lapangan yang juga ditentukan pemerintah setempat. Misalnya angka 150 dapat diartikan dengan daya tahan yang lebih baik dari angka 100. Cuma, daya tahan ini sangat tergantung pada karakter pengemudi, kondisi jalan, pemeliharaan ban dan cuaca.

UKURAN BAN

Kode 2,50

Artinya lebar ban 2,50 inci

Ukuran dalam mm dan persen, Misal 70/90-17

Artinya, lebar 70 mm dengan tinggi 90 persen dari 70 mm

Jadi Tinggi (70/100) x 70 = 63 mm sedang angka 17 masih dalam satuan inci.

JENIS KONSTRUKSI

Jika membeli ban dan tanda ukuran ban tertulis 70/90-17, maka ban itu punya jenis konstruksi diagonal. Terbaca dari symbol (-) sebelum angka 17 nya. Tapi jika tanda itu tertulis R maka artinya ban itu berjenis RADIAL.

INDEX BATAS MAKSIMUM

Dibelakang ukuran ban, biasanya ada angka seperti 38L, 41P atau 46S. Itu ada artinya, Huruf L, P dan S.

S artinya speed symbol.

Kalau L maksimum 120km/jam, P 150 km/jam.

Sedang S bias 180 km/jam.

Sementara angka didepan itu sesuai index batas berat. Angka itu sudah ada table secara INTERNASIONAL. Misal, 38 artinya maksimum 132 kg, 41 artinya maksimum 145 kg atau 46 artinya maksimum 170 kg.

Selain itu, ada pula tanda yang menyebutkan tekanan angina dalam satuan lbs. Misal, pada tulisan max load 375 lbs at 32 Psi Cold artinya ban tersebut mampu menahan berat maksimal 375 lbs (kurang lebih 170 kg) pada tekanan angina 32 psi saat kondisi ban dingin.

ARAH ROTASI

Sesuaikan arah panah ban rotasi menghadap ke depan. Sementara tanda seperti segitiga kecil-kecil yang ada di bibir ban adalah tanda keausan ban (biasanya ketebalan tanda itu 0,8 mm. Kalau tanda itu sudah kena artinya ban tersebut sudah aus (diharuskan untuk diganti dengan yang baru).

TANDA BALANCE

Satu lagi yang perlu diperhatikan para bikers adalah saat pemasangan ban. Selain harus rapi ratakan rime line atau garis pinggir ban, juga perlu perhatikan tanda balance. Ditandai segitiga KUNING. Artinya, disitu titik paling ringan dari tiap ban. Nah itu artinya harus di titik itu pula pentil ban dalam sejajar. Karena pentil ban adalah titik berat dari ban dalam.

TANDA PEMBUATAN

Kalau ada empat angka yang dibuletin dipinggir ban, itu artinya tanda kode pembuatan. Misal dalam lingkaran ada nomor 4006, maka ban itu dibikin minggu ke 40 pada tahun 2006.

Kode ban ada 2 jenis:

-Imperial (satuan inchi)

-Metric (satuan mm)

Contoh kode Imperial: 4.60-H-18 4PR

a. 4.60 menyatakan lebar ban ( dalam satuan inchi )

b. H menunjukkan batas kecepatan pemakaian (untuk scooter max 100 km/jam)

c. 18 menunjukkan diameter velg / rim ( dalam satuan inchi )

d. 4PR menunjukkan kekuatan ban yang didasarkan pada kekuatan serat kain ban/ply rating. 4PR berarti penggunaan lapisan kain dari bahan nilon didalam carcass berindikasi kekuatan setara dengan 4 lapisan kain ban.

Untuk kode Imperial, aspect ratio (perbandingan tinggi ban terhadap lebar

ban) didasarkan pada nilai 100 % (tinggi ban sama dengan lebar ban).

Contoh kode Metric: 130/90-16 67H

a. 130 menunjukkan lebar ban (dalam satuan mili meter)

b. 90 menunjukkan perbandingan tinggi ban terhadap lebarnya.

90 berarti perbandingan tinggi ban 90 % dari lebarnya. Jika lebar 130 mm, maka tinggi ban 90 % x 130 mm = 117 mm.

c. menunjukkan diameter velg / rim (dalam satuan inchi)

d. 67 menunjukkan beban maximum yang diperbolehkan (load index / LI). LI 67 berarti beban maksimum yang dapat ditanggung sebesar 307 kg.

e. H menunjukkan batas kecepatan pemakaian (sama seperti pada contoh diatas) Jadi ketika kita akan membeli ban dengan merk yang berbeda perhatikan kodenya, dan periksa apakah sama spesifikasinya dengan ban yang sebelumnya kita gunakan.

Contoh pada ban Battlax:

Bridgestone Battlax BT45F 100/80-18M/C 53H

BT45: tipe ban (dari produsen)

F: Front (untuk ban depan)

100: lebar telapak ban 100mm

80: tinggi ban dari bibir velg 80% x100mm = 80mm

18: Ring velg 18 inci

M/C: nggak tau

53: load index (beban max) 165 kg

H: speed max (210km/j)

KODE PRODUKSI

Banyak orang tidak tahu bahwa yang paling penting adalah kode waktu produksi daripada ban. Ban akan expired (kedaluwarsa) dalam waktu tiga tahun setelah ban tersebut dibuat. Nah untuk membaca adalah sebagai berikut ; Kode produksi dicetak pada salah satu sisi ban lihat gambar 1 & 2, dengan marking unik mirip peneng. Setiap pabrik ban memiliki jumlah digit tersendiri untuk kode tersebut, ada 5 digit, ada pula yang 7 digit. Tetapi 4 DIGIT dari belakang adalah standard international yang menunjukkan MINGGU (WEEK) dan TAHUN (YEAR) ban tersebut dibuat

Tidak ada komentar: